This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 27 Juni 2017

Pedagogi dan Andragogi

Resume 3 (after mid semester)

Pedagogi dan Andragogi

1.    Definisi Pedagogi dan Andragogi
Pedagogi adalah teori yang menjelaskan metode spesifik yang harus digunakan dalam penddidikan orang dewasa. Sedangkan, andragogy adalah teori yang menjelaskan metode spesifik yang harus digunakan dalam pendidikan anak-anak.
Baik secara konseptual maupun praktikal, andragogi berlaku bagi semua bentuk pembelajaran orang dewasa dan telah digunakan secara luas dalam rancangan program pelatihan organisasi, khususnya untuk domain soft skill, seperti pengembangan manajemen. Aplikasi andragogi berlaku di ruang-ruang khusus, pelatihan, pembekalan, pembimbingan khusus, bimbingan professional, pemberantasan buta aksara, keaksaraan fungsional, dan lain-lain.
Asumsi-asumsi Knowles (1984) bagi pembelajaran orang dewasa:
·   Kebutuhan untuk tahu. Peserta didik atau pelajar dewasa perlu mengetahui mengapa mereka harus mempelajari sesuatu sebelum melakukan untuk mempelajarinya.
·     Konsep diri. Peserta didik atau pelajar dewasa harus bertanggung jawab atas keputusan mereka sendiri dan harus diperlakukan sebagai diri pribadi yang mampu menentukan arah dirinya.
·   Peran pengalaman belajar. Peserta didik atau pelajar dewasa memiliki berbagai pengalaman hidup yang merupakan sumber terkaya baginya untuk belajar.
·    Kesiapan untuk belajar. Peserta didik atau pelajar dewasa siap untuk belajar hal-hal yang perlu mereka ketahui agar dapat mengatasi secara efektif situasi kehidupannya.
·   Orientasi belajar. Peserta didik atau pelajar dewasa termotivasi untuk belajar apabila mereka merasa bahwa materi yang dipelajari akan membantu mereka menjalankan tugas-tugas yang dihadapinya sesuai dengan situasi kehidupan mereka.

2.    Perbedaan Pedagogi dan Andragogi
Malcolm S. Knowles (1970) membedakan kedua disiplin ilmu andragogi dan pedagogi.


Andragogi
Pedagogi
1.
Pembelajar disebut “peserta didik” atau “warga belajar”.
Pembelajar disebut “siswa” atau “anak didik”
2.
Gaya belajar independen.
Gaya belajar dependen.
3.
Tujuan fleksibel.
Tujuan ditentukan sebelumnya.
4.
Diasumsikan bahwa peserta didik memiliki pengalaman untuk berkontribusi.
Diasumsikan bahwa siswa tidak berpengalaman dan/atau kurang informasi.
5.
Menggunakan metode pelatihan aktif.
Metode pelatihan pasif, seperti metode kuliah/ceramah.
6.
Pembelajar mempengaruhi waktu dan kecepatan.
Guru mengontrol waktu dan kecepatan.
7.
Keterlibatan atau kontribusi peserta sangat penting.
Peserta berkontribusi sedikit pengalaman.
8.
Belajar terpusat pada masalah kehidupan nyata.
Belajar berpusat pada isi atau pengetahuan teoritis.
9.
Peserta dianggap sebagai sumber daya utama untuk ide-ide dan contoh.
Guru sebagai sumber utama yang memberikan ide-ide dan contoh.

Malcolm S. Knowles secara lebih rinci menyajikan asumsi dan proses pedagogi untuk dibedakan dengan andragogi. Asumsi dan proses yang dimaksud seperti berikut.



Asumsi Pedagogi
Asumsi Andragogi
1.
Konsep-diri
Ketergantungan.
Peningkatan arah-diri atau kemandirian.
2.
Pengalaman
Berharga kecil.
Pelajar merupakan sumber daya yang kaya untuk belajar.
3.
Kesiapan
Tugas perkembangan: tekanan sosial.
Tugas perkembangan: peran sosial.
4.
Perspektif waktu
Aplikasi ditunda.
Kecepatan aplikasi.
5.
Orientasi untuk belajar
Berpusat pada substansi mata pelajaran.
Berpusat pada masalah.
6.
Iklim belajar
Berorientasi otoritas, resmi, dan kompetitif.
Mutualitas/pemberian pertolongan, rasa hormat, kolaborasi, dan informal.
7.
Perencanaan
Oleh guru.
Reksa (mutual) diagnosis diri.
8.
Perumusan tujuan
Oleh guru.
Reksa negosiasi.
9.
Desain
Logika materi pelajaran, unit konten.
Diurutkan dalam hal kesiapan unit masalah.
10.
Kegiatan
Teknik pelayanan.
Teknik pengalaman (penyelidikan).
11.
Evaluasi
Oleh guru.
Reksa diagnosis-kebutuhan dan reksa program pengukuran.

3.    Karakteristik Pembelajar Dewasa
a)        Pelajar dewasa biasanya memiliki maksud yang teridentifikasi.
b)   Pelajar dewasa biasanya memiliki pengalaman sebelumnya, baik positif maupun negative, dengan pendidikan diselenggarakan.
c)        Pelajar dewasa ingin segera mengambil manfaat dari hasil belajarnya.
d)       Pelajar dewasa memiliki konsep-diri secara satu-arah.
e)        Pelajar dewasa membawa dirinya dengan reservoir pengalaman.
f)         Pelajar dewasa membawa keraguan dan ketakutan yang luas bagi proses pendidikan.
g)        Pelajar dewasa biasanya sangat kuat pada ketahanan perubahan.
h)        Gaya pelajar dewasa biasanya diatur.
i)          Pelajar dewasa memiliki “tujuan yang dewasa”.
j)          Masalah pelajar dewasa yang berbeda dari masalah anak-anak.
k)        Pelajar dewasa biasanya memiliki sebuah keluarga mapan.
l)          Waktu reaksi pembelajar orang dewasa sering lambat.
m)      Minat pendidikan pembelajar dewasa biasanya mencerminkan dimensi kejuruan.

n)        Nilai-nilai diri pelajar dewasa lebih banyak daripada nilai-nilai program.

Bimbingan dan Konseling

Resume 2 (after mid semester)

Bimbingan dan Konseling


Image result for bimbingan dan konseling



1.    Definisi Bimbingan dan Konseling
Bimbingan adalah suatu upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dalam mencapai perkembangan optimal yaitu perkembangan yang sesuai dengan potensi dan system nilai tentang kehidupan yang baik dan benar. Sedangkan, konseling adalah layanan utama bimbingan dalam upaya membantu individu agar mampu mengembangkan diri dan mengatasi masalah melalui hubungan tatap muka atau melalui media, baik secara perorangan maupun kelompok.
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah terkait dengan program pemberian layanan bantuan kepada siswa dalam upaya mencapai pengembangan yang optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungan. Pada saat ini, termasuk dalam situasi global yang kompetitif. Untuk menghadapi hal tersebut, kita harus menciptakan peluang kehidupan yang lebih baik dengan cara mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki pendidikan yang bermutu. Yang termasuk pendidikan bermutu di sini adalah:
·      Transformasi iptek
·      Profesionalisme dan sistem manajemen tenaga kependidikan
·      Pengembangan kemampuan peserta didik.

2.    Tujuan Bimbingan
·  Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, pengembangan karir serta kehidupan masa yang akan datang.
·      Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki seoptimal mungkin.
·      Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan.
·    Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.

3.    Fungsi Bimbingan
·      Fungsi Pemahaman.
Membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap potensi yang ada pada dirinya, dan lingkungannya terkait dengan pendidikan, pekerjaan, dan norma agama.
·      Fungsi Prefentif.
Membantu tercegahnya atau terhindarnya konseli dari permasalahan yang mungkin akan timbul, yang dapat mengganggu, menghambat, menimbulkan kesulitan, ataupun kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
·      Fungsi Pengembangan.
Membantu konseli dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan kepribadiannya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan.
·      Fungsi Perbaikan.
Membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan, dan bertindak.
·      Fungsi Penyaluran.
Membantu konseli memilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian, dan ciri-ciri kepribadian yang lainnya.
·      Fungsi Adaptasi.
Membantu para pelaksanana pendidikan , kepala sekolah dan staf, konselor dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan kebutuhan konseli.
·      Fungsi Penyesuaian.
Membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

4.    Prinsip-prinsip Bimbingan
·      Diperuntukkan bagi semua individu.
·      Bersifat individualisasi (setiap individu unik).
·      Menekankan hal positif.
·     Merupakan usaha bersama di mana konselor, guru-guru dan kepala sekolah saling bekerja sama.
·      Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan.
· Berlangsung dalam berbagai setting kehidupan di mana bimbingan tidak hanya dapat berlangsung di sekolah.

5.    Ragam Bimbingan Menurut Masalah
Ada tiga jenis bimbingan menurut masalahnya, yaitu bimbingan akademik, sosial pribadi, dan karir.
A.  Bimbingan Akademik
Membantu individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah akademik, seperti:
·      Pengenalan kurikulum
·      Pemilihan jurusn
·      Cara belajar
·      Penyelesaian tugas dan latihan
·      Pencarian dan penggunaan sumber belajar
B.  Bimbingan Sosial Pribadi
Membantu siswa dalam memecahkan masalah, seperti:
·      Hubungan sesame teman
·      Hubungan dengan guru dan staf
·      Pemahaman sifat
·      Penyesuaian dengan lingkungan dan masyarakat
·      Penyelesaian konflik
C.  Bimbingan Karir
Membantu perencanaan, pengembangan, dan pemecahan masalah, seperti:
·      Pemahaman terhadap jabatan, tugas kerja
·      Pemahaman kondisi dan kemampuan diri
·      Pemahaman kondisi lingkungan
·      Perencanaan dan pemngembangan karir
·      Penyesuaian pekerjaan
·      Pemecahan masalah karir yang dihadapi

6.    Azas Bimbingan dan Konseling


·      Rahasia
·      Sukarela
·      Terbuka
·      Kegiatan
·      Mandiri
·      Kini
·      Dinamis
·      Terpadu
·      Harmonis
·      Ahli menggunakan kaidah-kaidah professional
·      Ahli menangani kasus
·      Tut wuri handayani



7.    Kualitas/Karakteristik Pribadi Konselor


·      Pemahaman diri (mengetahui masalah yang harus diselesaikan)
·      Kompeten
·      Kesehatan psikologis
·      Dapat dipercaya
·      Jujur
·      Kekuatan
·      Bersikap hangat
·      Active responsiveness (bersifat dinamis)
·      Sabar
·      Kepekaan
·      Keadaan holistic