Topik : Peran Motivasi dalam proses belajar pada
siswa anak dan pengaplikasian Learner Center pada siswa
Judul : Peran metode
Learner Center dan Motivasi pada Anak Usia Sekolah Dasar
PERENCANAAN
Pendahuluan
Proses
belajar dan mengajar merupakan hal yang tidak asing lagi untuk di dengar.
Berbicara tentang belajar dan mengajar juga berbicara tentang sesuatu yang tak
pernah barakhir sejak manusia ada dan berkembang di muka bumi sampai akhir
hayat nanti. Oleh karena itu, sekolah merupakan sistem yang hidup dan bertugas
untuk memenuhi fungsi dasar pembelajaran bagi penerima utama (murid) dan juga
bagi orang lain yang mendukung proses pembelajaran (yang mencakup guru,
pegawai, orang tua, dan anggota komunitas lainnya).
Terlepas
akan hal tersebut, sistem pembelajaran di masa ini menganjurkan agar siswa
berperan lebih aktif dari pada guru dimana guru hanya berperan sebagai pemeberi
motivasi, atau yang kita kenal dengan learner-centered.
Prinsip learner-centered ini mendorong guru untuk membantu murid secara
aktif mengkonstruksi pemahaman murid, menentukan tujuan dan rencana, berpikir
mendalam dan kreatif, memantau pembelajaran murid, memecahkan pro-positif dan
mengontrol emosi, memotivasi diri sendiri, belajar sesuai dengan level
perkembangan, bekerja sama secara efektif dengan orang lain (termasuk orang
yang bebeda latar belakang), mengevaluasi preferensi murid dan memenuhi
standar. Selain program Learner-Centered perlu adanya Motivasi yang menjadi
proses pemberi semnagat, arah, dan kegigihan perilaku si muird. Dan motivasi
ini merupakan komponen utama dari prinsip Learner-centered., sehingga topik
yang kami ambil dalam observasi yang kami lakukan di Sekolah Dasar (SD) Yayasan
Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah ini adalah tentang “Metode pembelajaran
Learner-centered dan Perspektif dari Motivasi.”
Dengan
adanya kedua hal tersebut di dalam sistem pembelajaran di sekolah, akan sangat
membantu tumbuh kembangnya kreativitas si anak dan sangat berguna untuk proses
pembelajaran selanjutnya. Karena pada zaman yang modern ini, para anak di usia
sekolah sangat di tuntut untuk melakukan segalanya dengan lebih baik untuk
dapat bersaing dengan orang-orang di luar negaranya sendiri.
Objek
yang digunakan di dalam penelitian ini adalah murid kelas dua (2), tiga (3),
dan lima (5) SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah. Pada 3 kelas ini,
kami melakukan penelitian untuk mengetahui bagaiamana metode pembelajaran
dengan Learner-Centered di dalam ketiga kelas tersebut, dan sejauh mana
motivasi-motivasi yang dimiliki oleh setiap peserta didik di dalam ketiga kelas
tersebut.
LANDASAN
TEORI
Pendidikan merupakan
komponen penting dan juga merupakan investasi jangka panjang bagi kehidupan
seseorang. Pendidikan yang berhasil akan menciptakan individu yang baik dan
berguna bagi masyarakat, sehingga pendidikan merupakan wadah yang baik untuk
mencetak individu-individu yang dapat diterima masyarakat.
Oleh karena itu, motivasi
belajar sangat dibutuhkan untuk membantu keberhasilan pendidikan bagi anak
murid. Upaya guru dibutuhkan untuk dapat meningkatkan minat siswa dalam hal
belajar. Menurut buku Santrock, Motivasi
merupakan proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Artinya,
perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan
bertahan lama. Terdapat beberapa perspektif tentang motivasi :
1. Perspektif
Behavioral
Perspektif behavioral
menekankan pada imbalan dan hukuman ekstrenal yang dinilai merupakan kunci
dalam mengarahkan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli
positif maupun negatif yang dapat memotivasi perilaku murid. Bentuk insentif
yang dapat dipakai oleh guru didalam kelas adalah nilai yang baik, tanda
bintang, ataupun pujian. Insentif lainnya antara lain memberi penghargaan atau
pengakuan pada murid.
2. Perspektif
Humanistis
Perspektif Humanistis
menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan
untuk memilih nasib mereka. Perspektif ini berkaitan dengan pandangan Abraham
Maslow yaitu hierarki kebutuhan. Teori Maslow ini menimbulkan diskusi tentang
urutan motivasi dalam kehidupan murid dan guru. Namun, tidak semua orang setuju
dengan pandangan ini. Misalnya, bagi beberapa murid kebutuhan kognitif mungkin
lebih fundamental ketimbang kebutuhan harga diri. Murid lain mungkin memenuhi
kebutuhan kognitif mereka walaupun mereka belum merasaan cinta dan rasa
memiliki.
3. Persepektif
Kognitif
Menurut perspektif kognitif,
pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Minat ini berfokus kepada ide-ide
seperti motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, persepsi tentang
sebab-sebab kesuksesan dan kegagalan, dan keyakinan mereka bahwa mereka dapat
memgontrol lingkungan mereka secara efektif.
4. Perspektif
Sosial
Kebutuhan afiliasi atau
keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Ini
membutuhkan pembetukan, pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal yang
sangat hangat dan akrab. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi
mereka untuk menghabiskan waktu dengan teman, kawan dekat, ketertarikan mereka
dengan orangtua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.
Terdapat beberapa strategi
menurut perspektif kognitif untuk meningkatkan motivasi murid untuk meraih
sesuatu atau berprestasi. Ada dua cara, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik
a.
Motivasi
Intrinstik merupakan motivasi internal dari dalam diri kita untuk melakukan sesuatu
demi tujuan sendiri
b.
Motivasi
Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain.
Motivasi ekstrinsik ini sering dipengaruhi oleh insentif ataupun hukuman.
Perencanaan dan Instruksi
yang digunakan guru dalam metode pembelajaran yang akan digunakannya didalam
kelas juga merupakan aspek yang penting dalam memberikan pembelajaran bagi
siswa. Instruksi dan perencanaan learned-center adalah pada siswa, bukan pada
guru. Pendekatan ini menekankan pembelajaran dan pelajar yang aktif dan reflektif.
Prinsip ini dinilai paling baik bagi beberapa ahli karena dapat memicu murid
untuk lebih aktif dan juga reflektif. Prinsip Learner center dikembangkan oleh
American Psychological Association dan dikembangkan dengan mengklasifikasikan
beberapa faktor, yaitu : kognitif dan metakognitif, motivasi dan emosional, sosial dan
developmental, dan faktor perbedaan individu.
Berdasarkan teori-teori
diatas, kelompok kami ingin mengatahui motivasi apa sajakah dan apakah prinsip
learner-centered itu diterapkan di SD Shafiyyatul Amaliyyah.
Alat atau Bahan
·
Camera Handphone
·
Buku
·
Pulpen
Objek atau Subjek
Sampel
Penelitian: Siswa dan Guru
Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah , dengan subjek penelitian adalah anak
SD yaitu kelas reguler 2 , 3 dan 5 ,
jumlah total yang di observasi 70 siswa dan 3 guru .
Jadwal
Pelaksanaan Penelitian:
Uraian
|
Maret
|
|
April
|
|
|
24
|
25
|
26
|
27
|
28
|
29
|
30
|
31
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
Diskusi Pemilihan Topik
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Diskusi Pemilihan Judul dan Teori
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Menanyakan
kesediaan sekolah untuk diteliti
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Observasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pengolahan Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Diskusi dengan Dosen
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Diskusi Kelompok
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Posting Blog
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tanggal
28 Maret : mendiskusikan pemilihan
topik yang akan diambil dalam observasi
Tanggal
24 Maret : memilih judul untuk
Penelitian
Tanggal
24 dan 25 Maret : menanyakan kesediaan sekolah untuk melakukan penelitian
Tanggal
05 April : observasi mulai
dilakukan
Tanggal
6-8 April : melakukan pengolahan
data data yang telah dikumpulkan untuk ditinjau dan di susun lebih lanjut
Tanggal
24 Maret : diskusi dengan dosen
Tanggal
24, 28 Maret
dan
tanggal 1-5 April : adalah diskusi kelompok mengenai waktu dan
penyusunan observasi
tanggal
09 April : memposting hasil observasi ke blog
PELAKSANAAN
Observasi
dilakukan pada tanggal 05 April 2017 pada hari Rabu, kelompok berangkat dari
rumah masing masing sekitar pukul tujuh dan berada di kampus jam 07.15 sampai
07.30 sebelum berangkat menuju tempat observasi kami sudah lebih dahulu
menyiapkan peralatan yang diperlukan dalam observas.Kelompok tiba di sekolah
pada pukul 08.00 wib. karena kami sudah mengirimkan surat izin sebelumnya maka
kami tidak perlu menunggu waktu yang lama namun kami tetap harus meminta izin
untuk masuk kelas dan kami diberikan bet yang menyatakan bahwa kami adalah
tamu. kelompok kami beranggotakan tujuh orang yang kemudian dibagi lagi
sebanyak 3 kelompok untuk mengamati sampel sebanyak tiga kelas, dalam kelas 2
sebanyak dua orang, kelas 3 sebanyak tiga orang dan kelas 5 sebanyak dua orang.
Saat
sampai dikelas, kami diberikan izin untuk menjelaskan sedikit tujuan kedatangan
kami dan untuk menyapa para siswa setelah diizinkan kami pun mengamati keadaan
kelas, bagaimana proses belajar mengajar, perilaku murid dan interaksi timbal
balik antara murid dan guru. Kelompok yang mengobservasi kelas 2 dan 3 hanya
mengamati murid selama satu mata pelajaran saja, kurang
-2 orang ( Nada dan Sri Ulfa) mengobservasi
peserta didik kelas 2
-3
orang ( Shyntia, Angel, dan Resya) mengobservasi peserta didik kelas 3
-2
orang (Muftiyanti
dan Risti) mengobservasi peserta didik kelas
5
Pada
kelas 5 saat itu mata pelajaran yang diuji adalah IPS sedangkan kelas 3 adalah
seni musik , setelah mengobservasi selama satu setengah jam (sampai bel
istirahat) kelompok pun pamit untuk menyudahi
kegiatan observasi di kelas itu dan mengucapkan terimakasi atas
ketersediaannya peserta didik dan pengajar , dan diakhiri dengan sesi foto
bersama sebagai dokumentasi penelitian.
PELAPORAN dan EVALUASI
Laporan
1.Jadwal
Kegiatan (Rabu, 05 April 2017)
07.15
- 07.30 : Bel pertama berbunyi ,
berbaris di depan , mengucapkan ikrar santri , membaca surah surah pendek
07.30
– 09.15 : sesi kelas pertama
09.15
- 09.45 : Sholat Dhuha dan istirahat
09.45- : sesi pelajaran kedua
2. Sistematika Observasi
Kelompok tiba di
Yayasan Syafiatul Amaliah pada pukul 07.15 . dan kami membagi kelompok untuk
masuk ke 3 kelas , anak anak sudah
berada di ruang kelas dan membaca surah surah pendek . Kelas berkapasitas 23
orang namun yang hadir hanya 20 orang pada hari Rabu 05 April 2017 , masing
masing kelas dipimpin oleh seorang guru.
1.
Untuk
kelas 5 metode pengajaran yang dilakukan
sang pengajar adalah metode ceramah dan juga sesekali menggunakan tampilan
video untuk lebih memudahkan murid dalam memahami materi. Sesi ceramah ini
berlangsung sekitar setengah jam , kemudian di akhir pelajaran guru memberikan
kuis sebanyak 10 soal pada murid tentang materi yang dibahas tadi , selanjutnya
pengajar memberikan kuis tanya jawab sebagai tambahan nilai bagi murid yang mampu
mejawabnya.
Dalam hal
motivasi pada murid ada beberapa tindakan yang membuat murid ter motivasi
selama pelajaran berlangsung
·
Perspektif
Behavioral
Dalam suasana kelas tersebut
pengajar melakukan metode kuis dengan imbalan nilai setelah menyelesaikan materi
tersebut , dan juga melakukan sesi kuis tanya jawab dengan reward tambahan
niali bagi siapa yang bisa menjawab pertanyaan yang diajukan.
·
Dalam
perspektif Humanistik
Dalam pengamatan tersebut sang
pengajar mampu mendorong murid untuk berusaha menjawab pertanyaan yang diajukan
dan memberi kesempatan dan bantuan bagi murid yang agak lama dalam memahami
pelajaran untuk ikut menjawab pertanyaan sehingga mereka akan berlomba lomba
untuk mencoba menjawab pertanyaan tersebut.
2.
Pada
kelas 3 metode pengajaran yang digunakan memakai prinsipe learner center :
·
faktor
kognitif dan Metakognitif
a. Sifat proses
pembelajaran: pelajar yang sukses adalah pelajar yang aktif, punya tujuan,
dan mampu mengatur diri sendiri dan juga mau bertanggung jawab terhadap
pembelajaran mereka sendiri.
Contoh: Murid yang
bernama Santika kelas 3 di YPSA ini adalah seorang murid yang sangat aktif, dia
dapat memainkan musik sendiri ketika disuruh dan belajar sendiri untuk
memainkan alat musik tersebut sampai bisa.
b. Tujuan proses
pembelajaran: Miss Wiwik selalu
mengulang apa yang diajarkannya kepada murid yang berkapasitas 21 orang
tersebut, agar mereka semua bisa.
c. Konstruksi
pengetahuan: Pelajar yang sukses
bisa menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan
cara yang megandung makna tertentu.
Contoh: Sebelumnya Miss
Wiwik sudah mengajarkan penggunaan not kepada murid di kelas 3 A, sehingga
rata-rata mereka dapat belajar not dengan memainkan alat musik pianika.
Dan ditemukan pula
bentuk bentuk motivasi yang terjadi selama pembelajaran pada murid murid, yaitu
:
a. Pengaruh motivasi
dan emosi terhadap pembelajaran
Contoh: Setelah Miss
Wiwik selalu menegur salah seorang murid secara terus-menerus, sebut aja si B.
Si B ini menjadi emosi , tampak dari sikap nya yang menekan pianika tersebut
dengan asal-asalan. Sehingga emosi si B yang digambarkan dengan kemarahannya
ini melemahkan proses pembelajarannya.
b. Motivasi
instrinsik untuk belajar.
Seperti yang sudah diutarakan pada contoh
sebelumnya, Santika adalah seorang murid yang aktif, dan dia sangat berusaha
keras untuk dapat mengetahui pembelajaran pada hari itu. Tampak bahwasanya itu
merupakan motivasi intrinsik dari dirinya, karena dari hasil pengamatan dia
sangat bersemangat pada mata pelajaran seni tersebut. Hal ini merupakan salah
satu contoh motivasi intrinsik dari murid tersebut.
c. Efek motivasi
terhadap usaha.:
Miss Wiwik selalu memberikan semangat berupa
kata-kata “bagus” kepada setiap murid yang bisa memainkan alat musik pianika
dengan sendiri. Dalam hal ini, setiap usaha si anak diberikan reward
(penghargaan)
3.
Untuk
kelas 2 , metode peajaran yang digunakan
adalah metode ceramah , guru menerangkan secara lisan kepada siswa tentang apa
yang akan dipelajari untuk mencapai tujuan agar siswa cepat mengerti. Dengan
ceramah guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi siswa nya.
Dalam segi perspektif
motivasi sebagai berikut :
·
Perspektif
Behavioral
Di
dalam kelas pengajar memberikan latihan soal berbentuk kuis pada siswa dengan
imbalan jika dapat menjawab dengan benar makan akan diberi reward berbentuk
bintang dibukunya.
·
Dalam
perspektif Kognitif
Dapat
kita amati di sini pengajar memberikan latihan soal dengan siswa dan mereka
sangat antusias mendengarkan arahan dari guru. Bagi siswa yang dapat menjawab
nya dengan tepat diberikan reward, ini akan membuat efek postif bagi siswa
lainnya dan akan menumbuhkan motivasi untuk mencoba menjawab nya juga.
·
Perspektif
Sosial
Di
sini mereka dapat lebih dekat dengan pengajar karena sering adanya komunikasi dan
hubungan yang baik antara pengajar dan siswa. Karena bagi siswa guru itu adalah
orangtua kedua setelah ibu dan ayah mereka di rumah.
Evaluasi
Tugas ini
seharusnya sudah di mulai pada bulan maret, tetapi karena adanya beberapa
halangan seperti begitu banyaknya tugas kuliah, dan beberapa kegiatan lainnya,
hingga kurangnya waktu untuk berdiskusi dengan kelompok, maka tugas ini pun
sempat tertunda. Akhirnya sebelum UTS pada tgl 8 April kelompok baru memiliki
waktu untuk menyelesaikan tugas ini.
Perencanaan awal
yang sudah dilakukan cukup sempurna dan
terstruktur, tetapi dalam pelaksanaannya terjadi beberapa kendala. Misalnya
observasi diharapkan dapat di mulai pada bulan maret, tetapi pemimpin Yayasan
pendidikan Shofiyatul Amaliyah baru memberikan izin pada tgl 4 April. Pada
hari-H nya pihak sekolah memberikan waktu kepada kami untuk memasuki kelas
dengan waktu 15-30 menit, walaupun kami berhasil memaksimalkan waktu menjadi
sekitar satu jam . Secara keseluruhan, tugas observasi ini telah berjalan
dengan lancar meskipun terdapat beberapa kendala dan hambatan dalam
pelaksanaannya.
POSTER
TESTIMONI
Shyntia
(16-073) : Tugas observasi tentang leraner-centered dan motivasi untuk anak SD
ini merupakan suatu pengalaman baru bagi saya. Dan saya sangat senang melakukan
observasi ini ,karena dapat melihat bagaimana proses belajar dan mengajar pada
anak-anak di pendidikan sekolah dasar dimana murid-murid yang di observasi
masih sangat lucu dan imut. yah, meski ujung-ujungnya akan mengerjakan laporan
observasi sih. heheh. Tapi tidak mengapa, karena hal ini akan menambah wawasan bagi saya sendiri
tentang bagaimana cara menyusun laporan hasil observasi.
Angel Muliana Tumanggor (161301074)
Sebenarnya
saya sudah sering melihat bagaimana keadaan siswa-siswi sekolah dasar tetapi
pada observasi kali inilah saya baru mengerti bagaimana interaksi tersebut
terjadi, motivasi apa yang ada dalam siswa-siswi dan bagaimana proses belajar
mengajar siswa-siswi Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Syafiyyatul Amaliyyah. Cukup
banyak kendala yang kelompok kami alami namun akhirnya kami dapat melaksanakan
observasi ini dengan baik dan lancar. Menurut saya melalui mata kuliah
psikoloogi pendidikan ini banyak ilmu yang bisa didapat, pengetahuan yang
bertambah membuat saya jadi memahami banyak hal tentang perilaku seorang siswa
dan tentu saja menambah pengalaman saya J
Rhesya N. (16-029): Menurut saya, tugas observasi ini memberikan
saya lebih banyak ilmu dan memudahkan saya untuk lebih memahami pengaplikasian
teori-teori psikologi pendidikan dalam dunia pendidikan, terutama dalam hal
pengajaran dan pembelajaran.
Risti Devi Mawarny (16-044) : dalam hal
ini melakukan sebuah observasi adalah hal yang baru bagi saya , awalnya sedikit
cemas apakah kami bisa melakukan observasi ini dengan baik mengingat ada
masalah pada surat izin yang memakan waktu sedikit lama juga dari pihak sekolah
yang memberikan kepastian yang cukup lama, dimana kelompk lain sudah mulai
observasi dan kami belum , namun begitu di hari H saya semakin bersemangat
untuk mencoba hal baru ini , dan ini sungguh menyenangkan walaupun sedikit
ribet diawal dan akhir , namun ini menambah ilmu bagi saya.
Sri Ulfa (16-040)
Menurut saya tugas
observasi ini sangat berguna bagi saya karena dapat menambah wawasan saya dan juga pengalaman
saya. Pengalaman bisa bercengkrama dan berinteraksi langsung dengan anak-anak
SD di YPSA, dan juga bisa bermain bersama mereka. Dan dapat mempermudah saya
untuk lebih mengetahui pengaplikasian teori psikologi pendidikan di dunia
pendidikan.