(Resume 3)
Kultur dan Etnis
Kultur:
ü Pola perilaku, keyakinan, dan semua produk dari
kelompok orang tertentu yang diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya.
ü Berasal dari interaksi antarkelompok orang dengan
lingkungannya selama bertahun-tahun.
ü Psikolog Donald Campbell dan rekannya mengemukakan
bahwa orang-orang di semua kultur cenderung:
·
percaya bahwa
apa yang terjadi dalam kultur mereka adalah sesuatu yang “alami” dan “benar”
dan apa yang terjadi di dalam kultur lain adalah “tidak alami” dan “tidak
benar”;
·
menganggap bahwa
kebiasaan kultural mereka adalah valid secara universal;
·
berperilaku
dengan cara-cara yang sesuai dengan kelompok kulturalnya; dan
·
bermusuhan
terhadap kelompok kultural lain.
ü Perbedaan dalam kultur dideskripsikan dengan istilah
individualism (seperangkat nilai yang mengutamakan tujuan personal di atas
tujuan kelompok) dan kolektivisme (seperangkat nilai yang mendukung kelompok)
Status
Sosioekonomi:
ü Untuk mengategorikan subkultur
ü Merupakan kelompok orang berdasarkan karakteristik
ekonomi, individual, dan pekerjaannya.
ü Mengandung kesenjangan tertentu.
ü Individu dari status sosioekonomi bawah sering kali
kurang pendidikannya, kurang kuat untuk memengaruhi institusi masyarakat
(seperti sekolah), dan hanya punya sedikit sumber daya ekonomi.
Etnis:
ü Merupakan pola umum karakteristik seperti warisan
kultural, nasionalitas, ras, agama, dan bahasa.
ü Setiap orang adalah anggota dari satu atau lebih
kelompok etnis.
·
Etnisitas dan
Sekolah
·
Prasangka,
Diskriminasi, dan Bias
·
Diversitas dan
Perbedaan:
°
Individu yang
tinggal dalam kelompok etnis atau kultural tertentu menyesuaikan diri dengan
nilai, sikap, dan tekanan dari kultur tersebut.
°
Mengakui dan
menghargai perbedaan merupakan aspek penting untuk berhubungan baik dengan dunia
yang multicultural dan beragam.
Isu Bahasa (isu yang terkait dengan pembelajaran bahas kedua)
ü Pendidikan Bilingual
·
Bertujuan untuk
mengajar mata pelajaran kepada anak imigran dengan menggunakan bahasa asal
mereka, sembari secara bertahap memberikan pengajaran dalam bahasa Inggris.
·
Kebanyakan
programnya adalah program transisional yang dikembangkan untuk membantu murid
sampai mereka bisa memahami bahasa Inggris secara cukup.
ü Konsiderasi Bahasa Kedua Lainnya
·
Orang dewasa
lebih cepat dalam membuat kemajuan namun kesuksesan mereka dalam menguasai
bahasa kedua ini tidak sebesar kesuksesan anak.
·
Kemampuan anak
untuk melafalkan bahasa kedua dengan aksen yang tepat juga menurun seiring
dengan usia.
Untuk mengajar anak yang berbeda secara
kultural dan bahasa, National Association for the Education of Young Children
(NAEYC,1996) merekomendasikan beberapa hal berikut ini:
1.
Sadari bahwa
semua anak terkait secara kognitif, linguistik, dan emosional dengan bahasa dan
kultur rumah mereka.
2.
Akui bahwa anak
dapat menunjukkan pengetahuan dan kapasitas mereka dalam banyak cara.
3.
Pahami bahwa
tanpa input yang bisa dipahami, pembelajaran bahasa kedua bisa jadi sulit.
4.
Beri contoh
penggunaan bahasa Inggris yang tepat dan beri anak kesempatan untuk
mengguanakan kosakata dan bahasa yang baru dikuasainya.
5.
Libatkan orang
tua dan keluarga secara aktif dalam pembelajaran anak.
6.
Akui bahwa anak
dapat dan akan bisa menggunakan bahasa Inggris walaupun bahasa rumah mereka
tetapa dipakai dan dihormati.
7.
Bekerja samalah
dengan guru lain untuk mempelajari lebih banyak cara mengajar anak yang berbeda
secara kultural dan linguistik.
Pendidikan
Multikultural
Pendidikan
Multikultural:
ü Adalah pendidikan yang menghargai perbedaan dan
mewadahi beragam perspektif dari berbagai kelompok kultural.
ü Tujuan pentingnya adalah pemerataan kesempatan bagi
semua murid.
Memberdayakan
Murid
ü Sekolah harus memberi murid kesempatan untuk belajar
tentang pengalaman, perjuangan, dan visi dari berbagai kelompok kultural dan
etnis yang berbeda-beda.
ü Kurikulum sekolah harus jelas anti rasis dan anti
diskriminasi. Murid harus bebas mendiskusikan isu etnis dan diskriminasi.
ü Pendidikan multikultural harus menjadi bagian dari
setiap pendidikan murid. Semua murid harus menjadi bilingual dan mempelajari
perspektif kultural yang berbeda-beda. Pendidikan multicultural harus
direfleksikan di mana saja, termasuk di majalah dinding sekolah, ruang makan
siang, dan pertemuan-pertemuan.
ü Murid harus dilatih untuk lebih sadar budaya
(kultur). Ini berarti mengajak murid untuk lebih terampil dalam menganalisis
kultur dan lebih menyadari faktor historis, sosial, dan politik yang membentuk
pandangan mereka tentang kultur dan etnis. Harapannya adalah agar kajian kritis
itu akan memotivasi murid untuk mengupayakan keadilan politik dan ekonomi.
Pengajaran yang
Relevan Secara Kultural
ü Dimaksudkan untuk menjalin hubungan dengan latar
belakang kultural dari pelajar.
ü Guru yang baik akan mengetahui dan mengintegrasikan
pengajaran yang relevan secara kultural ke dalam kurikulum karena akan membuat
pengajaran menjadi lebih efektif.
Pendidikan yang
Berpusat pada Isu
ü Murid diajari secara sistematis untuk mengkaji
isu-isu yang berkaitan dengan kesetaraan dan keadilan sosial.
ü Tidak hanya mengklarifikasi nilai, tetapi juga
mengkaji alternatif dan konsekuensi dari pandangan tertentu yang dianut murid.
ü Terkait erat dengan pendidikan moral.
Meningkatkan
Hubungan di antara Anak dari Kelompok Etnis yang Berbeda-beda
Beberapa
cara untuk meningkatkan hubungan di antara anak dari kelompok etnis yang
berbeda-beda, yakni:
·
Kontak personal
dengan orang lain dari latar belakang
kultural yang berbeda.
·
Pengambilan
perspektif.
·
Pemikiran kritis
dan inteligensi emosional.
·
Mengurangi bias.
·
Meningkatkan
toleransi.
·
Sekolah dan
komunitas sebagai satu tim.
Berikut ini adalah hal-hal yang dapat dilakukan
untuk menjalankana pengajaran multikultural.
1.
Waspadalah
terhadap isi rasis dalam materi pelajaran dan interaksi di kelas.
2.
Pelajari lebih
banyak tentang kelompok etnis yang berbeda-beda.
3.
Peka terhadap
sikap etnis murid dan jangan menerima keyakinan bahwa “anak tidak melihat
perbedaan warna kulit”.
4.
Gunakan buku,
film, video, dan rekaman untuk menggambarkan perspektif etnis.
5.
Bersikap peka
terhadap perkembangan kebutuhan murid ketika kita milih materi kultural.
6.
Pandang murid
secara positif terlepas dari etnis mereka.
7.
Akui bahwa
kebanyakan orang tua terlepas dari etnisitasnya, memerhatikan pendidikan
anaknya dan ingin agar anaknya sukses di sekolah.
0 komentar:
Posting Komentar