Resume 3 (after mid semester)
Pedagogi dan
Andragogi
1.
Definisi Pedagogi dan Andragogi
Pedagogi adalah teori yang menjelaskan metode
spesifik yang harus digunakan dalam penddidikan orang dewasa. Sedangkan,
andragogy adalah teori yang menjelaskan metode spesifik yang harus digunakan
dalam pendidikan anak-anak.
Baik secara konseptual maupun praktikal, andragogi
berlaku bagi semua bentuk pembelajaran orang dewasa dan telah digunakan secara
luas dalam rancangan program pelatihan organisasi, khususnya untuk domain soft
skill, seperti pengembangan manajemen. Aplikasi andragogi berlaku di
ruang-ruang khusus, pelatihan, pembekalan, pembimbingan khusus, bimbingan
professional, pemberantasan buta aksara, keaksaraan fungsional, dan lain-lain.
Asumsi-asumsi Knowles (1984) bagi pembelajaran orang
dewasa:
· Kebutuhan untuk
tahu. Peserta didik atau pelajar dewasa perlu mengetahui mengapa mereka harus
mempelajari sesuatu sebelum melakukan untuk mempelajarinya.
· Konsep diri.
Peserta didik atau pelajar dewasa harus bertanggung jawab atas keputusan mereka
sendiri dan harus diperlakukan sebagai diri pribadi yang mampu menentukan arah
dirinya.
· Peran pengalaman
belajar. Peserta didik atau pelajar dewasa memiliki berbagai pengalaman hidup
yang merupakan sumber terkaya baginya untuk belajar.
· Kesiapan untuk
belajar. Peserta didik atau pelajar dewasa siap untuk belajar hal-hal yang
perlu mereka ketahui agar dapat mengatasi secara efektif situasi kehidupannya.
· Orientasi
belajar. Peserta didik atau pelajar dewasa termotivasi untuk belajar apabila
mereka merasa bahwa materi yang dipelajari akan membantu mereka menjalankan
tugas-tugas yang dihadapinya sesuai dengan situasi kehidupan mereka.
2.
Perbedaan Pedagogi dan Andragogi
Malcolm S. Knowles (1970) membedakan kedua disiplin
ilmu andragogi dan pedagogi.
|
Andragogi
|
Pedagogi
|
1.
|
Pembelajar
disebut “peserta didik” atau “warga belajar”.
|
Pembelajar
disebut “siswa” atau “anak didik”
|
2.
|
Gaya
belajar independen.
|
Gaya
belajar dependen.
|
3.
|
Tujuan
fleksibel.
|
Tujuan
ditentukan sebelumnya.
|
4.
|
Diasumsikan
bahwa peserta didik memiliki pengalaman untuk berkontribusi.
|
Diasumsikan
bahwa siswa tidak berpengalaman dan/atau kurang informasi.
|
5.
|
Menggunakan
metode pelatihan aktif.
|
Metode
pelatihan pasif, seperti metode kuliah/ceramah.
|
6.
|
Pembelajar
mempengaruhi waktu dan kecepatan.
|
Guru
mengontrol waktu dan kecepatan.
|
7.
|
Keterlibatan
atau kontribusi peserta sangat penting.
|
Peserta
berkontribusi sedikit pengalaman.
|
8.
|
Belajar
terpusat pada masalah kehidupan nyata.
|
Belajar
berpusat pada isi atau pengetahuan teoritis.
|
9.
|
Peserta
dianggap sebagai sumber daya utama untuk ide-ide dan contoh.
|
Guru
sebagai sumber utama yang memberikan ide-ide dan contoh.
|
Malcolm S. Knowles secara lebih rinci menyajikan
asumsi dan proses pedagogi untuk dibedakan dengan andragogi. Asumsi dan proses
yang dimaksud seperti berikut.
|
|
Asumsi Pedagogi
|
Asumsi Andragogi
|
1.
|
Konsep-diri
|
Ketergantungan.
|
Peningkatan
arah-diri atau kemandirian.
|
2.
|
Pengalaman
|
Berharga
kecil.
|
Pelajar
merupakan sumber daya yang kaya untuk belajar.
|
3.
|
Kesiapan
|
Tugas
perkembangan: tekanan sosial.
|
Tugas
perkembangan: peran sosial.
|
4.
|
Perspektif
waktu
|
Aplikasi
ditunda.
|
Kecepatan
aplikasi.
|
5.
|
Orientasi
untuk belajar
|
Berpusat
pada substansi mata pelajaran.
|
Berpusat
pada masalah.
|
6.
|
Iklim
belajar
|
Berorientasi
otoritas, resmi, dan kompetitif.
|
Mutualitas/pemberian
pertolongan, rasa hormat, kolaborasi, dan informal.
|
7.
|
Perencanaan
|
Oleh guru.
|
Reksa
(mutual) diagnosis diri.
|
8.
|
Perumusan
tujuan
|
Oleh guru.
|
Reksa
negosiasi.
|
9.
|
Desain
|
Logika
materi pelajaran, unit konten.
|
Diurutkan
dalam hal kesiapan unit masalah.
|
10.
|
Kegiatan
|
Teknik
pelayanan.
|
Teknik
pengalaman (penyelidikan).
|
11.
|
Evaluasi
|
Oleh guru.
|
Reksa
diagnosis-kebutuhan dan reksa program pengukuran.
|
3.
Karakteristik Pembelajar Dewasa
a)
Pelajar dewasa
biasanya memiliki maksud yang teridentifikasi.
b) Pelajar dewasa
biasanya memiliki pengalaman sebelumnya, baik positif maupun negative, dengan
pendidikan diselenggarakan.
c)
Pelajar dewasa
ingin segera mengambil manfaat dari hasil belajarnya.
d)
Pelajar dewasa
memiliki konsep-diri secara satu-arah.
e)
Pelajar dewasa
membawa dirinya dengan reservoir pengalaman.
f)
Pelajar dewasa
membawa keraguan dan ketakutan yang luas bagi proses pendidikan.
g)
Pelajar dewasa
biasanya sangat kuat pada ketahanan perubahan.
h)
Gaya pelajar
dewasa biasanya diatur.
i)
Pelajar dewasa
memiliki “tujuan yang dewasa”.
j)
Masalah pelajar
dewasa yang berbeda dari masalah anak-anak.
k)
Pelajar dewasa
biasanya memiliki sebuah keluarga mapan.
l)
Waktu reaksi
pembelajar orang dewasa sering lambat.
m)
Minat pendidikan
pembelajar dewasa biasanya mencerminkan dimensi kejuruan.
n)
Nilai-nilai diri
pelajar dewasa lebih banyak daripada nilai-nilai program.
0 komentar:
Posting Komentar